Fungsi
Kemiskinan
Robert K Merton,
berpendapat bila suatu gejala mampu bereksistensi dan bertahan terus, tentu
gejala itu memiliki fungsi yang positif. Kemiskinan merupakan gejala sosial
yang mampu bertahan, dan tidak kunjung mengisyaratkan bahwa tanda-tanda
tersebut akan lenyap.
Merton, mendefiniskan
fungsi sebagai semua akibat yang dapat diobservasi (dari suatu gejala) yang
menuju pada tercapainya adaptasi atau penyesuaian suatu sistem sosial tertentu.
Menurut Herbert Gans,
mendefinisikan arti fungsi dalam kaitannya dengan kelompok kepentingan, kelas
sosial ekonomi dan populasi lain yang berkesamaan nilai yang terdapat dalam
sistem sosial.
Mengasosiasikan
kemiskinan dengan fungsinya yang positif, sepintas lalu tampaknya mustahil.
Tentu saja umum mengetahui bahwa lintah-lintah darat itu selalu memperoleh
keuntungan dengan adanya kemiskinan. Tetapi lintah darat itu selalu dipandang
masyarakat sebagai makhluk yang jahat, karena itu tingkah lakunya selalu
digolongkan sebagai disfungsi kemiskinan.
Sekalipun jarang sekali
diakui—setidaknya oleh pendapat umum—kemiskinan itu tak pelak juga fungsional
dalam arti bahwa ia memungkinkan adanya berbagai profesi dan okupasi, berikut
perluasannya. Seperti : kriminologi, pekerja sosial, dan kesehatan masyarakat.
Bahkan saat ini kemiskinan juga membukakan lapangan kerja baru bagi
profesi-profesi “pemeran kemiskinan”. Kemiskinan telah mensuplai cukup banyak
informasi kepada para wartawan dan ilmuwan sosial, sehingga mereka tak pernah
kekurangan bahan untuk menggugah perhatian umum pada kemiskinan. Jelaslah bahwa
kemiskinan dan kaum miskin bisa memenuhi sejumlah fungsi positif bagi sekian
banyak orang yang tidak miskin. Herbert Gans mengemukakan 13 fungsi kemiskinan
baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun politik.
Fungsi-fungsi
Kemiskinan
1. Memberikan
jaminan bahwa pekerjaan kotor dalam masyarakat selalu ada yang menyelesaikan.
2. Orang
miskin bisa melakukan pekerjaan dengan upah yang rendah.
3. Kemiskinan
telah menciptakan lapangan kerja untuk sejumlah okupasi dan profesi yang
bertugas “melayani “ si miskin atau melindungi masyarakat dari ulah si miskin.
4. Orang
miskin adalah pembeli barang-barang yang tak laku lagi dijual ke orang-orang
yang berada sehingga dengan demikian memperpanjang kegunaan ekonomis
barang-barang itu.
5. Mereka
yang miskin dapat dengan mudah diidentifikasi dan dihukum sebagai
pelanggar-pelanggar—baik benar-benar sebagai pelanggar maupun yang sekedar
dicurigai sebagai pelanggar—yang demikian lalu memudahkan usaha
mendemontrasikan ke tengah khalayak bahwa kaidah hukum dan kaidahkonvensional
memang perlu dan telah ditegakkan.
6. Orang
miskin menyajikan alasan—juga membuka kesempatan—kepada golongan lain untuk
mengerjakan perbuatan-perbuatan yang bebas—tanpa kekangan—di bidang seksual,
konsumsi narkotika, dan mabuk-mabukan. Orang miskin sering disangka mudah dan
suka mengerjakan perbuatan-perbuatan semacam itu.
7. Orang
miskin juga menyelenggarakan fungsi kultural yang langsung, yaitu dalam hal
budaya yang mereka ciptakan diambil dan dilakukan juga oleh golongan kaya. Orang
kaya seringkali mengkoleksi benda-benda kerajinan orang miskin. Misal : di AS
banyak orang kaya yang suka dengan lagu-lagu blues, lagu rohani orang negro.
8. Kemiskinan
menjamin secara pasti kelangsungan status mereka yang tidak miskin. Orang
miskin menjadi tolok ukur yang layak dipercaya untuk membandingkan status
sosial warga setempat.
9. Membantu
mobilitas ke atas kelompok sosial yang berada tepat di jenjang atasnya. Misal;
di Amerika banyak orang yang berhasil naik ke kategori kelas menengah karena
dibiayai keuntungan yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa kepada kaum
miskin, termasuk barang dan jasa yang sesungguhnya dilarang oleh hukum.
10. Membantu
kaum aristokrat dengan cara memberikan kesibukan kepadanya. Aristokrat
masyarakat menggunakan kelompok kaum miskin sebagai sasaran perbuatan amalnya.
Sehingga bisa menunjukkan statusnya.
11. Si
miskin selalu dijadikan “korban” untuk menahan beban akibat perubahan dan
perkembangan sosial. Misal di AS, orang miskin harus membanting tulang
membangun kota, sedangkan kini orang miskin harus disingkirkan dari kota.
12. Kaum
miskin memungkinkan dan menstabilkan proses politik. Misal orang miskin turut
ambil bagian dalam pemilu dan kegiatan politik lain dalam jumlah yang lebih
sedikit jumlah kesertaannya dari golongan lain. Sehingga suara orang miskin
bisa diabaikan.
13. Peranan
golongan miskin dalam proses penegakan kaidah-kaidah konvensional(seperti butir
5) ternyata juga mengandung fungsi politik penting. Pada sistem ekonomi yang
mendasarkan pada ideologi kebebasan pasar memerlukan adanya populasi melarat
yang dapat diprasangkakan telah melarat karena malas bekerja bukan akibat
jeleknya sistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar